H. Ahmad Zarkasih : Pesantren Bukan Sekedar Tempat Belajar, Tetapi Juga Pusat Peradaban

Iklan paling atas

H. Ahmad Zarkasih : Pesantren Bukan Sekedar Tempat Belajar, Tetapi Juga Pusat Peradaban

22 Oktober 2025




H. Ahmad Zarkasih., SH.I., M.M

www.dialektikanews.id || Banyuasin – Peringatan Hari Santri Nasional menjadi refleksi penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali peran santri dan pesantren sebagai benteng moral, intelektual, dan kebangsaan.

Anggota DPRD Banyuasin Ketua Fraksi PKB, H. Ahmad Zarkasih, SH.I., MM. menegaskan bahwa eksistensi santri dan pesantren tidak hanya bernilai historis, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam membangun karakter dan peradaban bangsa.

“Hari Santri Nasional adalah momentum untuk menegaskan bahwa santri adalah sosok terhormat dan bermartabat. Pesantren dan santri merupakan solusi pendidikan bangsa, karena di sana nilai-nilai spiritual, intelektual, dan sosial berpadu menjadi satu. Pun jika ada segelintir oknum yang mencoreng nama baik pesantren, mungkin itu menjadi teguran atau peringatan agar kita lebih mawas diri. Namun secara utuh, pesantren dan santri tetaplah sumber kebaikan bagi negeri,”
ujar H. Ahmad Zarkasih, Santri Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Purwosari Banyuasin Sumsel (1996–2002). Selasa (21/10/202)

Pandangan ini sejalan dengan berbagai penelitian ilmiah internasional yang menyoroti sistem pendidikan pesantren sebagai model pendidikan holistik.
Riset yang dilakukan Martin van Bruinessen (Universiteit Utrecht, Belanda) menyebut pesantren sebagai “lembaga pembentuk karakter sosial dan keagamaan paling efektif di Asia Tenggara.”

Sementara itu, studi dari The Asia Foundation dan UNESCO menilai pesantren memiliki peran strategis dalam mendorong pendidikan toleransi, moderasi beragama, dan kepemimpinan sosial.

Bahkan, penelitian Dr. Azyumardi Azra dan Prof. Zamakhsyari Dhofier menunjukkan bahwa santri memiliki kemampuan adaptasi tinggi terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai keislaman. Hal ini terbukti dari banyaknya lulusan pesantren yang kini berkiprah di berbagai sektor strategis mulai dari pemerintahan, dunia pendidikan, hingga wirausaha sosial.

Menurut H. Ahmad Zarkasih, keunggulan pesantren tidak hanya terletak pada aspek spiritual, melainkan juga dalam pembentukan karakter disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.

“Santri diajarkan untuk mandiri, menghormati guru, mencintai ilmu, dan peduli pada sesama. Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi kuat dalam menghadapi tantangan zaman modern,” tegasnya.

Meski kini aktif di dunia politik, H. Ahmad Zarkasih menegaskan bahwa dirinya tetap memegang teguh identitas santri.

“Sekalipun sekarang saya duduk di kursi dewan, saya tetap santri. Karena santri bukan hanya status tempat belajar, tapi cara berpikir dan bertindak yang dilandasi nilai-nilai luhur Islam,” ujarnya dengan senyum hangat.

Selain kiprahnya di legislatif, H. Ahmad Zarkasih juga dikenal sebagai tokoh muda Nahdlatul Ulama Sumatera Selatan yang konsisten membina kaderisasi santri dan pelajar. Ia pernah menjabat:

Pengurus PMII Cabang Palembang Periode 2004 - 2006

Ketua Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Banyuasin Periode 2011 - 2015

Ketua PW IPNU Sumatera Selatan (2009–2012)

Pimpinan Pusat IPNU 
(2012 - 2014)

Ketua PW GP Ansor Sumatera Selatan Dua Periode (2014–2019 dan 2019–2024)

Pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor (2024–2029)

Pengurus Besar IKA PMII (2024–2029)

Kiprah panjang ini mencerminkan semangat keberlanjutan dari tradisi pesantren ke ranah sosial dan politik, membuktikan bahwa santri bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga aktor penting masa depan bangsa.

Hari Santri Nasional, dengan demikian, bukan sekadar Ceremony, tetapi momentum mengukuhkan pesantren dan santri sebagai penjaga moral bangsa, pilar pendidikan karakter, dan penggerak kemajuan Indonesia.

Selamat Hari Santri Nasional ke-10 Tahun 2025.
Teruslah menebar cahaya ilmu, iman, dan amal untuk Indonesia yang berkemajuan.(Dn003)

Nasional

Politik

Pendidikan